Tata Bentukan

I. Morfem Bahasa Indonesia

Morfem adalah bentuk terkecil yang mempunyai arti. Ilmu, cabang tata bahasa yang mempelajari/menyelidiki bentuk terjadinya kata disebut morfologi.

Macam-macam morfem:

a. Morfem bebas yaitu morfem yang dapat berdiri sendiri, tidak terikat kepada morfem lain.

Contoh:

Makan, minum, lari, indah, hormat, datang, sedih, rajin, pergi, pandai, bagus, terbit

ciri-cirinya:

- kata dasar

- dapat berdiri sendiri dan tidak terikat oleh morfem lain

b. Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dan terikat dengan morfem bebas (morfem yang mengikutinya). Morfem terikat biasanya dikenal sebagai afiks atau imbuhan.

Macam-macam morfem terikat:

- berupa awalan, akhiran, dan sisipan

Misal:

me- -an, per- -em-, ber- -I, se- -er-, per-, pe- -nya, -el-,di-, ke-, ke-an

- kata tugas, misalnya: kata depan, kata sambung, dan sebagainya

- terikat pada bentuk tertentu (unik), misalnya: ara, dampar

Macam-macam imbuhan

Imbuhan adalah bentuk bahasa yang terkecil yang mempunyai arti dan selalu diimbuhkan atau digabungkan pada morfem bebas atau kata dasar, biasanya berupa morfem terikat

Macam-macam imbuhan adalah:

1. prefix = awalan

2. sufiks = akhiran

3. infiks = sisipan

4. konfiks= gabungan awalan dan akhiran yang sekaligus dipakai

Proses melekatnya afiks pada kata dasar (pengimbuhan) disebut afiksasi.

a. Prefiks (awalan) adalah imbuhan yang dilekatkan pada awal sebuah kata.

Misal: bermain, membaca, mencuri

Macam-macam awalan:

me- misalnya pada kata: menulis, menyanyi, membaca

ber- misalnya pada kata: berjalan, berlari, bermain

per- misalnya pada kata: perbesar, perkecil

se- misalnya pada kata: sekelas, serumah, serumpun

ke- misalnya pada kata: ketua, kekasih, kehendak

pe- misalnya pada kata: pendengar, penangkis, penulis

b. Akhiran (sufiks) adalah imbuhan yang dilekatkan pada akhir sebuah kata.

Misal: minuman, seniman, bukumu

Macam-macam akhiran:

-an misalnya pada kata: bacaan, ajaran, tulisan

-kan misalnya pada kata: bersihkan, bubarkan, naikkan

-nda misalnya pada kata: ibunda, ayahanda, ananda, kakanda

-wan/man misalnya pada kata: seniman, wartawan, budiman

-wati misalnya pada kata: karyawati, seniwati,wartawati

c. Sisipan atau sufiks adalah imbuhan yang dilekatkan (disisipkan) antara fonem pertama dan fonem kedua dalam sebuah kata.

Misal:

-er- : gerigi

-em- : gemuruh, kemuning, temali

-el- : telunjuk, telapak, pelatuk

d. Gabungan imbuhan (konfiks) adalah gabungan imbuhan yang dipakai sekaligus dalam pembentukan sebuah kata komples atau kata jadian

misal: me-kan pada kata: memasukkan, melakukan

me-i pada kata: membenahi, menyetujui

ber-an pada kata: berlarian, berjatuhan

meper-i pada kata: memperlucuti, memperlengkapi, mempersetujui

diper-i pada kata: diperlengkapi,

diper-kan pada kata: dipersatukan, dipertanyakan

Partikel lah, tah, kah dan pun tidak dapat digolongkan pada akhiran (imbuhan) karena fungsinya tidak sama dengna imbuhan.

Imbuhan produktif dan imbuhan improduktif

Imbuhan yang produktif adalah imbuhan yang lazim (umum) diketahui dan digunakan karena dengan mudah dapat digunakan untuk membentuk kata kompleks apa pun.

Misal: me-, ber-, per-, ter-, di-, se-, -an, -I, -kan, -nya, me-kan, ke-an, pe-an, me-kan, me-i,

di-kan

imbuhan improduktif adalah imbuhan yang tidak produktif. Jadi imbuhan improduktif adalah imbuhan yang dalam pemakaiannya terbatas pada kata-kata tertentu saja, tidak banyak berkembang pemakaiannya dengan kata-kata lain. Sukar dan kaku untuk digabungkan secara lebih luas pada kata-kata lain.

Misal: ke-, -nda, -man, -el-, -em, -er-

Imbuhan yang berasal dari bahasa asing

Misal: a- misalnya pada kata: asusila

an- misalnya pada kata: anorganik

auto- misalnya pada kata: autobiografi

Beberapa imbuhan yang berasal dari bahasa asing

a. Awalan:

antar-, dwi-, inter-, pra-, auto-, prati-, anti-

b. Akhiran:

-in, -us, -at, -ur, -al, -or

Alomorf

Merupakan keanggotaan morfem terikat.

Misal: awalan me- menjadi mem- , men- , meny- , meng- .

Jadi alomorf adalah perubahan bentuk morfem yang disebabkan oleh lingkungan yang dimasukinya.


II Bentuk Kata

Ditinjau dari bentuknya, kata dibagi menjadi:

a. Kata dasar

b. Kata jadian

c. Kata ulang atau reduplikasi

d. Kata majemuk atau kompositum

a. Kata dasar adalah kata yang merupakan dasar untuk pembentukan kata yang lebih besar.

Kata dasar dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Kata dasar primer adalah kata dasar yang belum mendapat imbuhan.

Contoh: makan, minum, jalan, lari, pergi

2. Kata dasar sekunder adalah kata dasar yang telah mendapat imbuhan.

Contoh: terlambat, ketua, terkejut, kehendak, keluar

b. Kata jadian (kata kompleks) adalah kata yang sudah mendapat afiks (imbuhan) atau kata dasar + (awalan, akhiran, atau sisipan, konfiks).

Contoh: menulis, membaca, menyanyi, berjalan, berlari, bermain, keamanan

c. Kata ulang adalah kata yang diulang kata dasarnya, baik sebagian atau seluruhnya.

Contoh: jalan-jalan, berjalan-jalan, berlari-lari, bersenang-senang

Macam-macam kata ulang:

1. Kata ulang murni (sejati) adalah kata yang diulang kata dasarnya.

Contoh: ibu-ibu, danau-danau, rumah-rumah, jalan-jalan

2. Kata ulang berimbuhan adalah kata ulang yang mendapat imbuhan, berupa imbuhan awalan, akhiran dan/atau sisipan.

Contoh: berjalan-jalan, berlari-larian, bunga-bungaan, gemerlapan

3. Kata ulang semu adalah kata ulang yang tidak diketahui kata dasarnya dan perulangannya sudah berubah artinya.

Contoh: laba-laba, biri-biri, gado-gado, kupu-kupu

4. Kata ulang dwipurwa adalah perulangan atas suku pertama kata dasarnya dan vocal dari suku pertama mengalami pelemahan.

Contoh: lelaki, tetamu, tetangga, leluhur

5. Kata ulang berubah bunyi adalah kata ulang yang berubah baik vocal ataupun konsonan.

Contoh: lauk-pauk, compang-camping, sayur-mayur

d. Kata majemuk adalah gabungan dua buah kata yang mengandung arti baru.

Contoh:

orang tua : ibu bapak

raja muda : wakil raja atau semacam gubernur jenderal

sapu tangan : pelengkap peralatan wanita

kaki tangan : pembantu utama yang menjadi kepercayaan

Perbedaan kata majemuk dengan aneksi (kata gabung)

1. Batasannya:

a. Kata majemuk

Kata majemuk adalah susunan dua buah kata atau lebih yang sangat erat kaitannya dan menciptakan suatu pengertian baru.

Contoh: ruang tamu, obat cacing, kertas padalarang.

b. Aneksi (kata gabung)

Aneksi adalah rangkaian dua patah kata atau lebih yang erat sekali kaitannya, tetapi tidak menciptakan suatu pengertian baru.

Contoh: lukisan Amir, keputusan rapat, balai desa, penjaga gudang padi.

2. Pengulangannya:

a. Kata majemuk, kalau diulang harus diulang penuh.

Contoh:

meja hijau – meja hijau

kamar dagang – kamar dagang

mahasiswa – mahasiswa

b. Kata gabung (aneksi), kalau diulang tak perlu diulang penuh

Contoh:

orang – orang kampung

tas – tas baru

barang – barang antik


III Jenis Kata

Pembagian kata ditinjau dari jenis (kelas) katanya, menurut tata bahasa tradisional ada 10 jenis kata, yaitu:

a. kata benda (noun)

b. kata kerja (verb)

c. kata sifat (keadaan) (adjective)

d. kata keterangan (adverb)

e. kata ganti (pronoun)

f. kata bilangan (numeral)

g. kata penghubung (conjunction)

h. kata sandang (article)

i. kata depan (preposition)

j. kata seru (interjection)

pengertian:

A. Kata benda adalah semua nama benda ataupun sesuatu yang dibendakan.

Misalnya: meja, kursi, lemari, Jakarta, Yogyakarta, keagamaan, keyakinan

Menurut fungsi dan jabatan, kata benda berkedudukan sebagai subjek dan sebagai objek (objek penderita, objek penyerta, objek pelaku) dalam kalimat.

Kata benda dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

1. Kata benda abstrak adalah kata benda yang tidak bisa kita lihat dengan

panca indera, misalnya:

a. nama keadaan: kesusahan, kesedihan, kegembiraan, kesombongan

b. nama pekerjaan: terbangnya, duduknya, jalannya

c. nama sifat: kecurangan, kebohongan

d. nama pengertian: keagamaan, keyakinan, keamanan, kerugian

2. Kata benda konkret (nyata) adalah kata benda yang bisa kita lihat dengan panca indera atau dapat diwujudkan atau dirupakan.

Macam-macam kata benda konkret antara lain:

a. kata benda konkret nama diri adalah menunjukkan nama-nama diri benda tertentu, misal: Saman, Sidin, Yogyakarta, Solo, Jakarta, Ciliwung

b. kata benda konkret nama jenis adalah kata benda yang menunjukkan benda yang berjenis, contoh: anak, ibu, pria, wanita, laki-laki, ayah

c. kata benda konkret nama himpunan adalah benda yang menunjukkan kumpulan-kumpulan tertentu, misal: regu, peleton, organisasi

d. kata benda konkret nama zat adalah benda-benda yang menunjukkan bahan, contoh: air, udara, emas, perak, kayu

B. Kata kerja (verbal) adalah kata yang menyatakan perbuatan atau pekerjaan

Macam-macam kata kerja:

a. kata kerja transitif adalah kata kerja yang digunakan dalam kalimat yang harus diikuti oleh objek (baik objek penderita, penyerta, ataupun objek pelaku sebagai pelengkap).

Contoh: Ani menulis surat.

b. kata kerja intransitif adalah kata kerja yang digunakan dalam kalimat yang tidak membutuhkan objek sebagai pelengkap.

Contoh: Ani menangis.

c. kata kerja aus adalah kata kerja yang tidak dapat dibuat menjadi bentuk pasif

Contoh: Ayah pergi ke kantor.

C. Kata sifat/ keadaan/ adjective

Kata sifat adalah kata yang menunjuk sifat suat benda yang tetap (tidak berubah-ubah).

Macam-macam kata keadaan:

a. kata keadaan substansif adalah kata keadaan yang dipakai dalam kalimat sebagai pokok kalimat (subjek) atau kata keadaan yang dianggap benda.

Contoh: Tingginya 2 meter.

b. kata keadaan atributif adalah kata keadaan yang berfungsi sebagai keterangan subjek atau pokok kalimat.

Contoh: Rumah baru itu terbakar.

c. kata keadaan predikatif adalah kata keadaan yang dalam kalimat berfungsi sebagai predikat.

Contoh: Rumah itu bagus.

D. Kata keterangan (adverb) adalah kata yang menerangkan selain kata benda juga menerangkan

kata kerja, kata keadaan atau kata sifat.

Macam-macam keterangan:

a. kata keterangan waktu

Misal: sekarang, kemarin, tadi, lusa, nanti, esok, dahulu

b. kata keterangan tempat

Misal: di sana, di situ, di Bandung

c. kata keterangan kesungguhan

Misal: tentu, pasti, sungguh, sudah, belum

d. kata keterangan keadaan

Misal: sangat, amat, makin, lebih, lambat, cepat-cepat, hati-hati

E. kata ganti (pronoun) adalah kata yang menggantikan kata benda atau

sesuatu yang dibendakan.

Macam-macam kata ganti:

1. Kata ganti dibagi atas:

a. kata ganti orang pertama, dibagi menjadi:

- kata ganti orang pertama tunggal: aku, saya, hamba, beta, awak

- kata ganti orang pertama jamak: kami, kita

b. kata ganti orang kedua:

- kata ganti orang kedua tunggal: kamu, engkau, tuan, nyonya, saudara,

anda

- kata ganti orang kedua jamak: kalian


Sumber: Ny. Suliyati, Spd. Bunga Rampai: Ebtanas Bahasa Indonesia SMU.


Ejaan (Bahasa Indonesia) yang Disempurnakan

A. Penulisan huruf besar

Kesalahan dalam penulisan banyak dijumpai pada pada penggunaan huruf besar. Berikut ini 13 macam ketentuan tentang penulisan atau pemakaian huruf besar di antaranya:

1. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata awal kalimat.

2. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

Contoh: Adik bertanya, “Kapan ibu pulang?”

3. Huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, Kitab Suci dan nama Tuhan termasuk kata ganti- Nya.

Contoh: Allah, Yang Mahakuasa, Yang Mahapengasih, Quran, hambaMu, hambaNya.

4. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan dan keagamaan yang diikuti nama orang.

Misal: Haji Agus Salim, Imam Syafii, Mahaputra Yamin

5. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.

Misal: Gubernur Suprapto, Menteri Harmoko, Profesor Supono

6. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama orang.

Misal: Dewi Sartika, Ibu Kartini, Armyn Pane

7. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa

Misal: bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris

8. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa bersejarah.

Misal:

tahun Hijrah Tarikh Masehi

bulan Agustus hari Senin

hari Galungan hari Natal

hari bhayangkara Proklamasi Kemerdekaan

9. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi

Misal: Asia Tenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan

10. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan pemerintahan dan ketatanegaraan serta nama dokumen resmi.

Misal:

Dewan Perwakilan Rakyat

Majelis Permusyawaratan Rakyat

Dewan Pertimbangan Agung

11. Huruf besar dipakai semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan keucali kata partikel di, ke, dari, untuk, dan yang tidak berposisi awal.

Misal: Salah Asuhan

Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma

12. Huruf besar dipakai dalam singkatan nama gelar dan sapaan.

Misal: Dr. = Doktor

Ir. = Insinyur

Ny. = Nyonya

dr. = dokter

Prof. = Profesor

13. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kerabat seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman sebagai kata ganti atau sapaan.

Misal:

Kapan Bapak berangkat?

Itu apa, Bu?

Surat Saudara sudah saya terima

Silahkan duduk, Dik!


B. Penulisan kata turunan

1. Bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran, maka kata-kata itu ditulis serangkai.

Misal:

memberitahukan

mempertanggungjawabkan

dilipatgandakan

2. Salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.

Misal:

amoral antarkota

dasawarsa Pancasila

antikomunis mahasiswa


C. Penulisan kata ulang

Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.

Misal: anak-anakan

berjalan-jalan

meja-meja

gerak-gerik


D. Penulisan kata gabung

1. Kata gabung yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, bagian-bagiannya umumnya ditulis terpisah.

Misal:

duta besar

kambing hitam

kereta api cepat

mata pelajaran

persegi panjang

2. Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis serangkai.

Misal:

apabila bumiputra

bagaimana kepada

daripada padahal

matahari


E. Penulisan kata depan

di, ke, dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.

Misal:

Adiknya pergi ke Surabaya

Bermalam saja di sini!

Ia datang dari Yogyakarta


F. Penulisan partikel

a. Partikel lah, kah, tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Misal: Apakah yang tersirat dalam surat itu?

Bacalah buku itu baik-baik!

Siapakah gerangan dia?

b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.

Misal: Saya pun ingin pandai.

Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku!

Kelompok kata berikut sudah dianggap padu benar, sehingga ditulis serangkai:

adapun, andaipun, meskipun, sungguhpun, walaupun.

c. Partikel per yang berarti “mulai, demi, tiap” ditulis terpisah dan bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.

Misal:

Harga kain itu Rp 2.000,00 per helai.

Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.

Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.


G. Penggunaan tanda baca dan macam-macam tanda baca

Macam-macam tanda baca:

Tanda titik (.)

Tanda koma (,)

Tanda titik koma (;)

Tanda titik dua (:)

Tanda hubung (-)

Tanda pisah (-)

Tanda elipsis (…)

Tanda tanya (?)

Tanda seru (!)

Tanda kurung ( )

Tanda petik (“…”)

Tanda petik tunggal (‘…’)

Tanda ulang (…2)

Tanda garis miring (/)

Tanda penyingkat apostrof (‘)


H. Tanda titik dipakai:

a. Pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

Misal: Sudilah kiranya Saudara mengabulkan permohonan ini.

b. Pada akhir singkatan nama orang

Misal: Dr. (Doktor) dr. (dokter)

Ir. (Insinyur) kep. (kepala)

c. Pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.

Misal:

dkk. (dan kawan-kawan)

Tsb. (tersebut)

d. Pada akhir singkatan nama orang

Misal:

S. Parman

Muh. Yamin

e. Di belakang angka atau huruf dalam surat bagan, ikhtisar atau daftar.

Misal:

III. Departemen Dalam Negeri

A. Direktorat Jenderal Pembangunan

B. Direktorat Jenderal Agraria


Sumber: Ny. Suliyati, Spd. Bunga Rampai: Ebtanas Bahasa Indonesia SMU.