Morfem adalah bentuk terkecil yang mempunyai arti. Ilmu, cabang tata bahasa yang mempelajari/menyelidiki bentuk terjadinya kata disebut morfologi.
Macam-macam morfem:
a. Morfem bebas yaitu morfem yang dapat berdiri sendiri, tidak terikat kepada morfem lain.
Contoh:
Makan, minum, lari
ciri-cirinya:
- kata dasar
- dapat berdiri sendiri dan tidak terikat oleh morfem lain
b. Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dan terikat dengan morfem bebas (morfem yang mengikutinya). Morfem terikat biasanya dikenal sebagai afiks atau imbuhan.
Macam-macam morfem terikat:
- berupa awalan, akhiran, dan sisipan
Misal:
me- -an, per- -em-
- kata tugas, misalnya: kata depan, kata sambung, dan sebagainya
- terikat pada bentuk tertentu (unik), misalnya: ara, dampar
Macam-macam imbuhan
Imbuhan adalah bentuk bahasa yang terkecil yang mempunyai arti dan selalu diimbuhkan atau digabungkan pada morfem bebas atau kata dasar, biasanya berupa morfem terikat
Macam-macam imbuhan adalah:
1. prefix = awalan
2. sufiks = akhiran
3. infiks = sisipan
4. konfiks= gabungan awalan dan akhiran yang sekaligus dipakai
a. Prefiks (awalan) adalah imbuhan yang dilekatkan pada awal sebuah kata.
Misal: bermain, membaca, mencuri
Macam-macam awalan:
me- misalnya pada kata: menulis, menyanyi, membaca
ber- misalnya pada kata: berjalan, berlari, bermain
per- misalnya pada kata: perbesar, perkecil
se- misalnya pada kata: sekelas, serumah, serumpun
ke- misalnya pada kata: ketua, kekasih, kehendak
pe- misalnya pada kata: pendengar, penangkis, penulis
b. Akhiran (sufiks) adalah imbuhan yang dilekatkan pada akhir sebuah kata.
Misal: minuman, seniman, bukumu
Macam-macam akhiran:
-an misalnya pada kata: bacaan, ajaran, tulisan
-kan misalnya pada kata: bersihkan, bubarkan, naikkan
-nda misalnya pada kata: ibunda, ayahanda, ananda, kakanda
-wan/man misalnya pada kata: seniman, wartawan, budiman
-wati misalnya pada kata: karyawati, seniwati,wartawati
Misal:
-er- : gerigi
-em- : gemuruh, kemuning, temali
-el- : telunjuk, telapak, pelatuk
d. Gabungan imbuhan (konfiks) adalah gabungan imbuhan yang dipakai sekaligus dalam pembentukan sebuah kata komples atau kata jadian
misal: me-kan pada kata: memasukkan, melakukan
me-i pada kata: membenahi, menyetujui
ber-an pada kata: berlarian, berjatuhan
meper-i pada kata: memperlucuti, memperlengkapi, mempersetujui
diper-i pada kata: diperlengkapi,
diper-kan pada kata: dipersatukan, dipertanyakan
Partikel lah, tah, kah dan pun tidak dapat digolongkan pada akhiran (imbuhan) karena fungsinya tidak sama dengna imbuhan.
Imbuhan produktif dan imbuhan improduktif
Imbuhan yang produktif adalah imbuhan yang lazim (umum) diketahui dan digunakan karena dengan mudah dapat digunakan untuk membentuk kata kompleks apa pun.
Misal: me-, ber-, per-, ter-, di-, se-, -an, -I, -kan, -nya, me-kan, ke-an, pe-an, me-kan, me-i,
di-kan
Misal: ke-, -nda, -man, -el-, -em, -er-
Misal: a- misalnya pada kata: asusila
an- misalnya pada kata: anorganik
auto- misalnya pada kata: autobiografi
a. Awalan:
antar-, dwi-
b. Akhiran:
-in, -us
Alomorf
Merupakan keanggotaan morfem terikat.
Misal: awalan me- menjadi mem- , men- , meny- , meng- .
Jadi alomorf adalah perubahan bentuk morfem yang disebabkan oleh lingkungan yang dimasukinya.
Ditinjau dari bentuknya, kata dibagi menjadi:
a. Kata dasar
b. Kata jadian
c. Kata ulang atau reduplikasi
d. Kata majemuk atau kompositum
Kata dasar dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Kata dasar primer adalah kata dasar yang belum mendapat imbuhan.
Contoh: makan, minum, jalan, lari, pergi
2. Kata dasar sekunder adalah kata dasar yang telah mendapat imbuhan.
Contoh: terlambat, ketua, terkejut, kehendak, keluar
b. Kata jadian (kata kompleks) adalah kata yang sudah mendapat afiks (imbuhan) atau kata dasar + (awalan, akhiran, atau sisipan, konfiks).
Contoh: menulis, membaca, menyanyi, berjalan, berlari, bermain, keamanan
c. Kata ulang adalah kata yang diulang kata dasarnya, baik sebagian atau seluruhnya.
Contoh: jalan-jalan, berjalan-jalan, berlari-lari, bersenang-senang
Macam-macam kata ulang:
1. Kata ulang murni (sejati) adalah kata yang diulang kata dasarnya.
Contoh: ibu-ibu, danau-danau, rumah-rumah, jalan-jalan
2. Kata ulang berimbuhan adalah kata ulang yang mendapat imbuhan, berupa imbuhan awalan, akhiran dan/atau sisipan.
Contoh: berjalan-jalan, berlari-larian, bunga-bungaan, gemerlapan
3. Kata ulang semu adalah kata ulang yang tidak diketahui kata dasarnya dan perulangannya sudah berubah artinya.
Contoh: laba-laba, biri-biri, gado-gado, kupu-kupu
4. Kata ulang dwipurwa adalah perulangan atas suku pertama kata dasarnya dan vocal dari suku pertama mengalami pelemahan.
Contoh: lelaki, tetamu, tetangga, leluhur
5. Kata ulang berubah bunyi adalah kata ulang yang berubah baik vocal ataupun konsonan.
Contoh: lauk-pauk, compang-camping, sayur-mayur
d. Kata majemuk adalah gabungan dua buah kata yang mengandung arti baru.
Contoh:
orang tua : ibu bapak
raja muda : wakil raja atau semacam gubernur jenderal
sapu tangan : pelengkap peralatan wanita
kaki tangan : pembantu utama yang menjadi kepercayaan
1. Batasannya:
a. Kata majemuk
Kata majemuk adalah susunan dua buah kata atau lebih yang sangat erat kaitannya dan menciptakan suatu pengertian baru.
Contoh: ruang tamu, obat cacing, kertas padalarang.
b. Aneksi (kata gabung)
Aneksi adalah rangkaian dua patah kata atau lebih yang erat sekali kaitannya, tetapi tidak menciptakan suatu pengertian baru.
Contoh: lukisan Amir, keputusan rapat, balai desa, penjaga gudang padi.
a. Kata majemuk, kalau diulang harus diulang penuh.
Contoh:
meja hijau – meja hijau
kamar dagang – kamar dagang
mahasiswa – mahasiswa
b. Kata gabung (aneksi), kalau diulang tak perlu diulang penuh
Contoh:
orang – orang kampung
tas – tas baru
barang – barang antik
III Jenis Kata
Pembagian kata ditinjau dari jenis (kelas) katanya, menurut tata bahasa tradisional ada 10 jenis kata, yaitu:
a. kata benda (noun)
b. kata kerja (verb)
c. kata sifat (keadaan) (adjective)
d. kata keterangan (adverb)
e. kata ganti (pronoun)
f. kata bilangan (numeral)
g. kata penghubung (conjunction)
h. kata sandang (article)
i. kata depan (preposition)
j. kata seru (interjection)
pengertian:
A. Kata benda adalah semua nama benda ataupun sesuatu yang dibendakan.
Misalnya: meja, kursi, lemari, Jakarta, Yogyakarta, keagamaan, keyakinan
Kata benda dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Kata benda abstrak adalah kata benda yang tidak bisa kita lihat dengan
panca indera, misalnya:
a. nama keadaan:
b. nama pekerjaan:
c. nama sifat:
d. nama pengertian:
2. Kata benda konkret (nyata) adalah kata benda yang bisa kita lihat dengan panca indera atau dapat diwujudkan atau dirupakan.
Macam-macam kata benda konkret antara lain:
a. kata benda konkret nama diri adalah menunjukkan nama-nama diri benda tertentu, misal: Saman, Sidin, Yogyakarta, Solo, Jakarta, Ciliwung
b. kata benda konkret nama jenis adalah kata benda yang menunjukkan benda yang berjenis, contoh: anak, ibu, pria, wanita, laki-laki, ayah
c. kata benda konkret nama himpunan adalah benda yang menunjukkan kumpulan-kumpulan tertentu, misal: regu, peleton, organisasi
d. kata benda konkret nama zat adalah benda-benda yang menunjukkan bahan, contoh: air, udara, emas, perak, kayu
Macam-macam kata kerja:
a. kata kerja transitif adalah kata kerja yang digunakan dalam kalimat yang harus diikuti oleh objek (baik objek penderita, penyerta, ataupun objek pelaku sebagai pelengkap).
Contoh: Ani menulis surat.
b. kata kerja intransitif adalah kata kerja yang digunakan dalam kalimat yang tidak membutuhkan objek sebagai pelengkap.
Contoh: Ani menangis.
c. kata kerja aus adalah kata kerja yang tidak dapat dibuat menjadi bentuk pasif
Contoh: Ayah pergi ke kantor.
Kata sifat adalah kata yang menunjuk sifat suat benda yang tetap (tidak berubah-ubah).
Macam-macam kata keadaan:
a. kata keadaan substansif adalah kata keadaan yang dipakai dalam kalimat sebagai pokok kalimat (subjek) atau kata keadaan yang dianggap benda.
Contoh: Tingginya 2 meter.
b. kata keadaan atributif adalah kata keadaan yang berfungsi sebagai keterangan subjek atau pokok kalimat.
Contoh: Rumah baru itu terbakar.
c. kata keadaan predikatif adalah kata keadaan yang dalam kalimat berfungsi sebagai predikat.
Contoh: Rumah itu bagus.
kata kerja, kata keadaan atau kata sifat.
Macam-macam keterangan:
a. kata keterangan waktu
Misal: sekarang, kemarin, tadi, lusa, nanti, esok, dahulu
b. kata keterangan tempat
Misal: di sana, di situ, di Bandung
c. kata keterangan kesungguhan
Misal: tentu, pasti, sungguh, sudah, belum
d. kata keterangan keadaan
Misal: sangat, amat, makin, lebih, lambat, cepat-cepat, hati-hati
sesuatu yang dibendakan.
Macam-macam kata ganti:
1. Kata ganti dibagi atas:
a. kata ganti orang pertama, dibagi menjadi:
- kata ganti orang pertama tunggal: aku, saya, hamba, beta, awak
- kata ganti orang pertama jamak: kami, kita
b. kata ganti orang kedua:
- kata ganti orang kedua tunggal: kamu, engkau, tuan, nyonya, saudara,
anda
- kata ganti orang kedua jamak: kalian
Sumber: Ny. Suliyati, Spd. Bunga Rampai: Ebtanas Bahasa Indonesia SMU.
Kesalahan dalam penulisan banyak dijumpai pada pada penggunaan huruf besar. Berikut ini 13 macam ketentuan tentang penulisan atau pemakaian huruf besar di antaranya:
1. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata awal kalimat.
2. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh: Adik bertanya, “Kapan ibu pulang?”
3. Huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, Kitab Suci dan nama Tuhan termasuk kata ganti- Nya.
Contoh: Allah, Yang Mahakuasa, Yang Mahapengasih, Quran, hambaMu, hambaNya.
4. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misal: Haji Agus Salim, Imam Syafii, Mahaputra Yamin
5. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.
Misal: Gubernur Suprapto, Menteri Harmoko, Profesor Supono
6. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama orang.
Misal: Dewi Sartika, Ibu Kartini, Armyn Pane
7. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa
Misal: bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris
8. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa bersejarah.
Misal:
tahun Hijrah Tarikh Masehi
bulan Agustus hari Senin
hari Galungan hari Natal
hari bhayangkara Proklamasi Kemerdekaan
9. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi
Misal: Asia Tenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan
10. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan pemerintahan dan ketatanegaraan serta nama dokumen resmi.
Misal:
Dewan Perwakilan Rakyat
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Dewan Pertimbangan Agung
11. Huruf besar dipakai semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan keucali kata partikel di, ke, dari, untuk, dan yang tidak berposisi awal.
Misal: Salah Asuhan
Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
12. Huruf besar dipakai dalam singkatan nama gelar dan sapaan.
Misal: Dr. = Doktor
Ir. = Insinyur
Ny. = Nyonya
dr. = dokter
Prof. = Profesor
13. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kerabat seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman sebagai kata ganti atau sapaan.
Misal:
Kapan Bapak berangkat?
Itu apa, Bu?
Surat Saudara sudah saya terima
Silahkan duduk, Dik!
1. Bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran, maka kata-kata itu ditulis serangkai.
Misal:
memberitahukan
mempertanggungjawabkan
dilipatgandakan
2. Salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misal:
amoral antarkota
dasawarsa Pancasila
antikomunis mahasiswa
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Misal: anak-anakan
berjalan-jalan
meja-meja
gerak-gerik
1. Kata gabung yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, bagian-bagiannya umumnya ditulis terpisah.
Misal:
duta besar
kambing hitam
kereta api cepat
mata pelajaran
persegi panjang
2. Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis serangkai.
Misal:
apabila bumiputra
bagaimana kepada
daripada padahal
matahari
di, ke, dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Misal:
Adiknya pergi ke Surabaya
Bermalam saja di sini!
Ia datang dari Yogyakarta
a. Partikel lah, kah, tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misal: Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Bacalah buku itu baik-baik!
Siapakah gerangan dia?
b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misal: Saya pun ingin pandai.
Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku!
Kelompok kata berikut sudah dianggap padu benar, sehingga ditulis serangkai:
adapun, andaipun, meskipun, sungguhpun, walaupun.
c. Partikel per yang berarti “mulai, demi, tiap” ditulis terpisah dan bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.
Misal:
Harga kain itu Rp 2.000,00 per helai
Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April
Macam-macam tanda baca:
Tanda titik (.)
Tanda koma (,)
Tanda titik koma (;)
Tanda titik dua (:)
Tanda hubung (-)
Tanda pisah (-)
Tanda elipsis (…)
Tanda tanya (?)
Tanda seru (!)
Tanda kurung ( )
Tanda petik (“…”)
Tanda petik tunggal (‘…’)
Tanda ulang (…2)
Tanda garis miring (/)
Tanda penyingkat apostrof (‘)
a. Pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misal: Sudilah kiranya Saudara mengabulkan permohonan ini.
b. Pada akhir singkatan nama orang
Misal: Dr. (Doktor) dr. (dokter)
Ir. (Insinyur) kep. (kepala)
c. Pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Misal:
dkk. (dan kawan-kawan)
Tsb. (tersebut)
d. Pada akhir singkatan nama orang
Misal:
S. Parman
Muh. Yamin
e. Di belakang angka atau huruf dalam surat bagan, ikhtisar atau daftar.
Misal:
III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jenderal Pembangunan
B. Direktorat Jenderal Agraria
Sumber: Ny. Suliyati, Spd. Bunga Rampai: Ebtanas Bahasa Indonesia SMU.