Perkembangan Bahasa

A. Pengertian bahasa

Bahasa ialah alat komunikasi untuk menyampaikan isi hati seseorang kepada orang lain dengan jelas

Menilik batasan itu, bahasa terdiri atas 2 unsur, yaitu:

1. Bagian makna atau isi bahasa, yaitu pikiran dan perasaan manusia

2. Bagian lahir, yaitu deretan bunyi yang teratur

Untuk bahasa Indonesia yang kita pakai dapat berupa:

- Bahasa lisan

- Bahasa tulis

- Bahasa isyarat

Dalam pemakaian bahasa, berlaku ataran adat-istiadat/keyakinan yang harus diketahui pemakainya. Aturan adat-istiadat/keyakinan itu disebut tata bahasa

Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa negara, bersumber pada UUD 1945 pasal 36 bab XV yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Hal itu berarti bahwa pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa negara mempunyai landasan yang kuat dan resmi. Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa persatuan yang berkedudukan sebagai bahasa negara.


B. Peristiwa Pertumbuhan Bahasa Indonesia

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia mengalami bermacam-macam peristiwa, andtara lain:

1. Penggunaan ejaan Van Ophuysen tahun 1901 – 1947

2. Sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928

3. Adanya kongres bahasa Indonesia yang pertama di Solo tahun 1938

4. Peresmian bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa tanggal 18 Agustus 1945

5. Penggunaan ejaan Suwandi (Republik) tahun 1947 – 1972

6. Adanya kongres bahasa Indonesia yang kedua di Medan tahun 1954

7. Adanya symposium bahasa yang diadakan di Jakarta tahun 1966

8. Penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan yang diresmikan pemakaiannya pada tanggal 17 Agustus 1972

9. Peresmian pedoman Ejaan Yang Disempurnakan 31 Agustus 1975

10. Adanya kongres bahasa Indonesia yang ketiga di Jakarta tahun 1978

11. Adanya kongres bahasa Indonesia yang keempat di Jakarta tahun 1983


1. Ejaan Van Ophuysen

Ejaan Van Ophuysen mulai berlaku tahun 1901, terdapat dalam logat Melayu, diciptakan oleh Ch. A. Van Ophuysen, yang merupakan ejaan latin pertama di Indonesia. Ejaan disusun bersama Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dengan M. Taib St. Ibrahim.

Perubahan yang penting dalam Ejaan Van Ophuysen adalah:

- u ditulis oe

- koma hamzah atau apostrof (‘) ditulis sebagai pengganti k pada akhir kata.

Contoh: tidak = tida’

- kata ulang menggunakan angka 2

- kata majemuk menggunakan tiga cara dalam penulisan:

1. dipisahkan: misal, hoeloe baling

2. dengan tanda penghubung: misal, anak-negeri

3. langsung dihubungkan saja: misal, joeroemoedi


2. Ejaan Republik atau Suwandi

Ditetapkan oleh Keputusan Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1947 dengan keputusan No. 264/BhgA/ 47 tanggal 19 Maret 1947.

Beberapa perubahan yang harus diperhatikan:

- huruf oe menjadi u

- koma ain dan koma hamzah dihilangkan

- tanda trema di atas huruf a dan i dihilangkan

- penulisan kata majemuk sama dengan penulisan Ejaan Van Ophuysen


3. Ejaan yang Disempurnakan

Ditetapkan dengan surat keputusan Presiden nomon 57 tanggal 16 Agustus 1972 dan berlakunya Ejaan yang Disempurnakan pada tanggal 17 Agustus 1972 dan sampai sekarang merupakan ejaan yang resmi digunakan

Beberapa perubahan yang perlu diketahui:

- perubahan huruf j, dj, nj, ch, tj, sj dalam Ejaan Republik menjadi y, j, ny, kh, c, sy dalam Ejaan yang Disempurnakan

- kata ulang ditulis dengan satu cara yaitu dengan memakai tanda penghubung (-)

Contoh: baik-baik, berjalan-jalan, muda-mudi

- kata majemuk dipisahkan dengan tidak memakai tanda penghubung

- gabungan kata yang sudah dianggap satu kata, ditulis dengan tidak terpisah.

Misal: matahari, jurutulis, jurumudi

Bahasa Indonesia tumbuh berdasarkan bahasa Melayu

Mengapa bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia?

- Sejak zaman Sriwijaya, bahasa Melayu telah menjadi bahasa pengantar (Lingua Franca),

bahasa perdagangan, dan bahasa ilmu pengetahuan

- Pada zaman Belanda, bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa pengajaran

- Perkembangannya sangat cepat

- Lafal sederhana dan mudah dipelajari

- Bahasa Melayu tidak mengenal tingkatan

Penjelasan tersebut dapat dibuktikan dengan adanya 4 buah prasasti di bekas kerajaan Sriwijaya, antaranya:

- Prasasti Kota Kapur (Bangka Barat)

- Prasasti Karang Brahi (antara Jambi dan sungai Musi)

- Prasasti Kedukan Bukit

- Prasasti Talang Tuwo


Dalam pertumbuhan dan perkembangan bahasa terjadi peristiwa penting, diantaranya:

Sumpah Pemuda dalam kongres Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, yang berbunyi:

Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah

air Indonesia.

Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.

Ketiga : Kami putra dan putrid Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa

Indonesia.

Sejak saat itu bahasa Melayu yang demokratis atau tidak mengenal tingkatan dipakai sebagai bahasa Indonesia

Macam-macam rumpun bahasa, antara lain:

1. Rumpun bahasa Indogerman ialah segala bahasa yang terdapat di benua Eropa, kecuali bahasa Hongaria dan Amerika.

2. Rumpun bahasa Semit, yaitu bahasa yang dipakai oleh bangsa Arab, Yahudi, dan bangsa Abessinia.

3. Rumpun bahasa Altai ialah bahasa yang dipakai oleh bangsa Turki, bangsa Mongolia, bangsa Mansyuria, dan bangsa Jepang.

4. Rumpun bahasa Austronesia, yaitu rumpun bahasa yang dipakai oleh bangsa asli yang berada di daratan Asia Tenggara, termasuk bangsa Indonesia.


Dialek dan Idiolek Bahasa

a. Dialek adalah bahasa yang memperlihatkan cirri-ciri kesamaan kelompok pemakai bahasa di suatu wilayah tertentu, atau bahasa yang digunakan oleh daerah-daerah tertentu yang mempunyai ciri-ciri yang khas dalam tata bunyi, ungkapan-ungkapan, dan lain-lainnya.

b. Idiolek adalah bahasa yang memperlihatkan ciri-ciri dalam ujaran individu, atau perseorangan pemakai bahasa.

c. Bahasa nasional adalah bahasa yang dipakai sebagai bahasa resmi kenegaraan suatu bangsa.


Sumber: Ny. Suliyati, Spd. Bunga Rampai: Ebtanas Bahasa Indonesia SMU.

0 Responses

Post a Comment